Perhatian Terhadap Remaja Yang Merokok
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Menurut kebanyakan remaja, dimasa remaja ini adalah masa terbaik mereka dalam melakukan segala hal dan mencari tahu apa yang mereka belum tahu. Meskipun remaja adalah masa terbaiknyaa, remaja tetap saja perlu pengawasan dengan baik oleh orang tuanya karena rahasa ingin tahu dan emosional mereka sangatlah tinggi. Remaja adalah masa yang sangat rawan bagi dirinya terutama pada zaman sekarang keliatan remaja sudah banyak yang meroko di kalangan mereka.
Sebenarnya, sepak terjang rokok di Indonesia sudah tidak mengenal usia lagi. Hal ini dapat dilihat dari kelompok usia anak-anak, remaja, dan dewasa yang seperti tidak asing lagi dengan rokok. Dapat dilihat bahwa masalah rokok ini sudah menjadi salah satu masalah besar di Indonesia.
Remaja sudah seharusnya diberi perhatian dan ditanamkan nilai-nilai penting mengenai dampak negatif dari rokok. Remaja harus memiliki pandangan bahwa rokok bukan satu-satunya sarana pergaulan, melainkan gerbang menuju berbagai sarang penyakit. Sebatang rokok mengandung ribuan senyawa kimia beracun yang tentu saja sangat berbahaya bagi tubuh. Rokok mengandung nikotin yang dapat menyebabkan kecanduan dan ketergantungan.
Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit khususnya kanker paru-paru, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), stroke, penyakit jantung koroner, gangguan pembuluh darah, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Mirisnya, dampak negatif tersebut bukan hanya berdampak bagi perokok itu sendiri, namun juga bagi orang di sekitarnya. Hal ini yang sebenarnya tidak saya sukai karena orang lain yang dirugikan dari tindakan perokok tersebut. Apalagi jika seorang perokok sedang merokok di tempat umum yang dapat menggangu kenyamanan dan kesehatan orang lain.
Kecanduan rokok di kalangan remaja merupakan salah satu masalah serius di banyak negara termasuk Indonesia. Berdasarkan data global, lebih dari 17% remaja berusia 13 sampai 15 tahun mengonsumsi beberapa bentuk tembakau. Dampak negatif rokok bagi remaja memang biasanya terjadi pada beberapa tahun setelah remaja itu mulai merokok aktif, seperti kanker paru-paru. Namun, perlu diketahui bahwa ada beberapa efek jangka pendek yang terjadi cukup cepat.
Walaupun memiliki dampak kecanduan dan ketergantungan, bukan hal yang tidak mungkin bagi seorang perokok untuk dapat berhenti merokok. Apalagi jika ia memiliki keinginan yang kuat untuk berhenti merokok. Peran orang tua juga sangat penting dalam hal ini, seperti menjadi teladan yang baik bagi anak. Karena setiap anak, baik disadari maupun tidak disadari memiliki naluri untuk meniru apa yang orang tuanya lakukan, baik itu cara berbicara, cara bersikap maupun perilaku. Jadi sebagai orang tua, hendaklah memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya dengan tidak memperkenalkan kebiasaan merokok.
Anak juga perlu diberitahu dampak negatif dan akibat yang terjadi bila merokok, seperti kesehatan akan menurun, bibir akan menghitam, gigi dan kuku berwarna kuning, kulit jadi keriput, bau mulut dan penyakit yang ditimbulkan seperti kanker paru-paru.
Tentu saja, diperlukan niat yang sungguh-sungguh dari diri remaja untuk dapat berhenti merokok. Karena apalah gunanya usaha-usaha yang ia lakukan, jika ia sendiri tidak memiliki niat untuk berhenti merokok.
- Perhatian Terhadap Remaja Yang Merokok - 05/01/2020