Ciri-Ciri Remaja dan Karakter Khasnya, Ini Perlu Dipahami Orangtua!
Masa remaja merupakan periode yang berlangsung dari sekitar usia 11 hingga 21, mencakup banyak perubahan sosial dan emosional. Transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa ini mengarah pada perilaku yang berubah dengan cepat, gangguan identitas dan emosi yang kuat. Meskipun karakteristik ini dapat membuat frustasi atau membingungkan orang tua, mereka secara perkembangan normal dan merupakan bagian alami dari pertumbuhan remaja.
Perubahan bisa tidak konsisten dan juga tidak nyaman. Remaja mengalami perubahan fisik, sosial, serta pribadi dan emosional. Proses kognitif juga akan mulai berbeda. Tingkat di mana remaja mengalami perubahan akan bervariasi tergantung pada jenis kelamin, genetika, faktor lingkungan dan kesehatan.
Tahun-tahun remaja adalah periode unik pertumbuhan dan perkembangan yang dipenuhi dengan energi, kegembiraan dan pengalaman baru. Tidak ada dua remaja yang sama dan masing-masing mengalami masa remaja mereka secara unik. Pengaruh orang tua dan budaya mempengaruhi perkembangan remaja dengan berbagai cara.
Namun, mereka semua mengalami perubahan hormon dan perubahan fisik yang berkontribusi untuk membentuk rasa kemandirian dan identitas mereka. Berikut 10 ciri-ciri remaja dan karakter khasnya yang perlu dipahami orang tua.
- Perubahan fisik adalah karakteristik utama remaja. Praremaja akan mengalami lonjakan pertumbuhan, perubahan struktur kerangka, perkembangan otot dan otak, serta perkembangan seksual dan hormonal.
- Perbedaan jenis kelamin berperan ketika perubahan ini terjadi. Untuk anak perempuan, perubahan fisik mulai terjadi pada sekitar usia 12, sementara anak laki-laki biasanya mulai melihat perubahan pada sekitar usia 14 tahun.
- Gangguan makan, penggunaan narkoba dan aktivitas seksual dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius jika remaja terlibat dalam perilaku ini selama perubahan fisik yang cepat ini.
- Sosialisasi
Sosialisasi adalah karakteristik lain dari remaja, ketika mereka mulai bersosialisasi lebih banyak dengan teman sebaya mereka dan memisahkan diri dari keluarga mereka. Selama masa kanak-kanak, anak-anak memiliki loyalitas kepada panutan orang dewasa mereka, seperti orang tua atau guru. Namun, selama masa remaja, kesetiaan ini bergeser, membuat praremaja lebih loyal kepada teman dan rekan mereka. Bagi remaja, harga diri sangat tergantung pada kehidupan sosial mereka. Anak perempuan cenderung menempel pada kelompok kecil teman dekat, sementara anak laki-laki membangun jejaring sosial yang lebih besar. Remaja sangat menyadari orang lain dan bagaimana mereka dipersepsikan selama tahap ini. - Perkembangan Kognitif
Perubahan dalam proses kognitif adalah karakteristik selama remaja. Praremaja mengalami pemikiran yang lebih tinggi, penalaran, dan pemikiran abstrak. Praremaja mengembangkan keterampilan bahasa yang lebih maju dan verbalisasi, memungkinkan komunikasi yang lebih maju. - Pemikiran abstrak memungkinkan remaja untuk mengembangkan tujuan, keadilan, dan kesadaran sosial. Remaja juga memutuskan bagaimana pilihan moral dan etis akan memandu perilaku mereka selama ini.
Proses kognitif dipengaruhi oleh sosialisasi keseluruhan, yang berarti bahwa remaja akan berkembang secara berbeda selama tahap ini berdasarkan faktor individu. - Karakteristik Pribadi dan Emosional
Masa remaja adalah masa ketika emosi mulai meninggi. Orang tua dan guru mungkin mulai memperhatikan perilaku argumentatif dan agresif karena emosi yang tiba-tiba dan intens. Remaja juga memiliki sifat mementingkan diri sendiri. Mereka sibuk dengan diri mereka sendiri karena mereka mulai mengembangkan rasa diri, tetapi mereka juga meneliti proses pemikiran dan kepribadian mereka sendiri. Kemungkinan mulai terlihat tak berujung selama remaja, membuat beberapa remaja menjadi terlalu idealis. Mereka juga percaya bahwa pikiran dan perasaan mereka unik, meragukan bahwa orang lain mungkin dapat memahami apa yang mereka alami. - Independen, Emosional dan Pemberontak
Pemberontakan remaja yang khas dapat bertahan hingga enam tahun dan dapat mencakup perilaku menantang dan suasana hati yang berubah dengan cepat, menurut Dr. Barton D. Schmitt melaporkan dalam sebuah artikel “Remaja: Berurusan dengan Pemberontakan Normal,” di situs web Children’s Physician Network dilansir dari How to Adult. Meskipun tidak semua remaja menjadi pemberontak, banyak yang menjadi lebih menentang otoritas, seringkali memiliki dampak besar pada dinamika keluarga dan hubungan pribadi. Remaja membentuk konsep diri dan rasa identitas mereka dengan membangun kemandirian dari orang tua, kadang-kadang terlibat dalam konflik verbal emosional dengan keluarga atau perilaku pemberontak lainnya. - Moodiness Ekstrim pada Remaja
Remaja terkenal karena perubahan suasana hati yang sering dan serangan lekas marah. Moodiness pada remaja seringkali merupakan bagian normal dari perkembangan remaja. Remaja menghadapi perubahan yang konstan dan cepat, tekanan sosial, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan identitas, sehingga tidak mengherankan jika mereka merasa murung lebih sering daripada tidak. Suasana hati tidak selalu memprihatinkan dan biasanya tidak memerlukan intervensi profesional. Tetapi karena kemurungan yang ekstrem dapat menimbulkan masalah yang lebih besar, penting bagi orang tua untuk belajar membedakannya.