APRESIASI WARGA BANDUNG TERHADAP VIRUS HIV/AIDS
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila.
Kota kembang merupakan sebutan lain dari Kota Bandung karena dengan segala keindahan dan keunikannya membuat parawisatawan tertarik dengan Kota ini. Dan tak kalah juga dengan sifat ramah tamah warganya sehingga kota ini disukai banyak orang. Kota ini sangat peduli akan kebersihan, pendidikan, maupun sosial. Dalam hal sosial kota ini sangat mempunyai nilai yang tinggi akan lingkungannya, seperti mempedulikan saudara-sudaranya. Banyak sekali tanggung jawab yang harus diemban sebagai warga sekitar terutama pada masalah kesehatan, itu menjadi faktor utama dalam aktivitas kehidupan kita. Ketika kita mempunyai suatu penyakit maka kita akan merasa kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan ketika orang yang sakit pasti selalu membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekelilingnya dengan segala perjuangan yang dimilikinya demi kesembuhan dari rasa sakit yang di alaminya.
Seperti hal nya pada kasus HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit. Virus ini tidak bisa tumbuh tanpa inang, atau tampah tubuh kita, tidak ada orang yang meninggal karena virus HIV, penderita virus HIV meninggal karena infeksi yang muncul karena berkurangnya kekebalan tubuh atau AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
Banyak sekali orang yang menderita penyakit HIV/AIDS menyebabkan mereka frustasi karena kurangnya dukungan dari orang-orang di sekitarnya akibatnya mereka merasa down, merasa tidak berguna lagi dalam hidupnya, dan pada akhirnya mereka menyerah atas keadaannya itu. Orang-orang menyangka virus tersebut akan menular ketika kita berjabat tangan, berpelukan, berenang bersama, dan bertukar alat makan, namun itu hanya sekedar mitos yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Artinya ketika kita melakukan semua itu pada orang-orang penderita virus HIV maka tidak akan menular kepada kita yang melakukan hal tersebut. Bahkan seharusnya kita melakukan hal-hal seperti itu untuk lebih merangkulnya lagi dan memberi semangat kepada mereka yang sedang berjuang dengan penyakit tersebut. Adapun yang menyebabkan menularnya virus HIV, diantaranya:
1. Karena berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya seseorang dapat tertular virus HIV. Banyak yang terjadi pada zaman sekarang dalam hubungan seks bukanlah hanya hubungan antara suami dan istri, namun banyak yang terjadi pada orang-orang yang belum menikah karena dengan libidonya yang tinggi sehingga mereka menyalurkan libido tersebut dengan berhubungan seks.
2. Virus HIV akan menular melalui air susu ibu (ASI) yang sedang hamil.
3. Virus HIV akan menular melalui suntikan yang sama dan bergantian dengan orang lain.
4. Virus HIV akan menular melalui transfusi darah.
Penyebaran virus HIV/AIDS di Kota Bandung mendapat perhatian serius. Data Dinas Kesehatan Kota Bandung menunjukkan bahwa kasus HIV/AIDS di Kota Bandung terus meningkat setiap tahun. Hingga Desember 2017, tercatat ada 4.032 kasus, terdiri dari 2.171 kasus saat ditemukan HIV, dan 1.865 kasus AIDS. Penularan terjadi pada populasi masyarakat umum. Gejala tersebut terlihat dari tingginya peningkatan kasus HIV pada ibu rumah tangga, yakni rata-rata 40 kasus pertahun dengan mayoritas tertular dari pasangan. Hingga akhir tahun lalu, telah ditemukan 518 ibu rumah tangga dengan HIV positif. Hasil dari data tersebut menyebutkan bahwa setiap tahun penyebaran virus HIV/AIDS di Kota Bandung semakin meningkat itu artinya warga setempat perlu memikirkan cara pencegahan atau penanggulangan terhadap penyakit tersebut agar tidak terus meningkatnya ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) setiap tahunnya. Namun beruntungnya di Kota Bandung ini sangat peduli terhadap orang penderita penyakit HIV/AIDS sehingga terdapat lembaga yang menangani atau menanggulangi penyakit tersebut. Dengan bentuk pedulinya tersebut pemerintah kota bandung memfasilitasi kebutuhan untuk mencegah virus HIV. Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya kepedulian pemerintah, lembaga, serta warganya di Kota Bandung ini kini ODHA kian menurun menurut hasil data yang telah disajikan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yaitu ketika 18 KPA di Jawa Barat berhenti aktivitas menyebabkan meningkat ODHA sangat drastis namun pemerintah Jawa Barat melakukan exit strategy.
Dua puluh tujuh Kabupaten/Kota melakukan advokasi atas penyakit tersebut dan hasilnya turun sangat drastis yaitu pada tahun 2018 terdapat 1251 ODHA sedangkan pada tahun 2019 terdapat 247 ODHA. Itu merupakan salah satu bentuk apresiasi juga bagi warga dan lembaga pendukung yang ada di Bandung karena dapat menurunkan penderita penyakit yang sangat luar biasa ini dan penyakit yang belum di temukan obatnya, meskipun ada ARV (Anti Retro Viral) yaitu obat untuk menghambat atau supaya virus HIV ini tidak terus menerus berkembang biak tetapi tidak dapat membunuh virus tersebut. Kita sebagai manusia yang peduli terhadap sesama makhluk-Nya harus bisa mengembalikan semangat baru bagi penderita HIV/AIDS dan mereka dapat menjalaninya dengan percaya diri dan tidak mudah menyerah, karena mereka merasa nyaman berada disekitar orang-orang yang bisa membantu mereka berjuang melawan penyakit HIV/AIDS. Penderita virus HIV/AIDS membutuhkan motivasi, membutuhkan rangkulan, membutuhkan semangat dari orang-orang di sekelilingnya.
Mari saatnya kita bilang “JAUHI VIRUSNYA, BUKAN ORANGNYA!”
- APRESIASI WARGA BANDUNG TERHADAP VIRUS HIV/AIDS - 14/12/2019