POETRY

Sajak Indah Lobby Ruang Hitam


inbound4319574577880897385.png

Loading

Sambutan hangat yg pertama kali didapatkan, pelayanan ramah pun dirasa cukup diberikan. Obrolan-obrolan hangat hadir menyertai penegasan suatu pembicaraan, dengan maksud meyakinkan perasaan yg tergoyahkan.
Beberapa kali buaian manis dan ucapan romantis terdengar di telinga, namun hal itu tetap saja tidak menumbuhkan suatu keyakinan dan kepercayaan. Keraguan seakan lebih kuat mendominasi suatu perasaan, entah sebab apa hal itu lah yg dirasakan.
Beberapa kali untuk mencoba mempertajam suatu pembicaraan, penjelasan penjelasan pun kian disampaikan. Entah tujuan seperti apa yg mereka simpan, rayuan rayuannya seakan membuat perasaan tak dapat dipalingkan.
Akhirnya, semua buaian dan ucapan manis yang didengar membuat suatu kepercayaan untuk menyerahkan segala kemungkinannya pada mereka. Tidak lantas demikian, perasaan mengganjal pun makin kuat dirasakan. Kepercayaan yg tadi diberikan seakan ingin untuk kembali diurungkan.
Bayangan bayangan suatu hal mulai datang setelah selembar kertas putih tergores tinta hitam yg menjadi sebuah tanda, tanda bahwa kepercayaan sudah memang diberikan.
Benar saja, kekhawatiran itu menjadi sebuah kenyataan. Ucapan manis yg dilontarkan seakan hanya rayuan belaka. Kenyaataan yg sebenarnya tidak demikian, pelayanan yang sudah terjadwalkan tidak dijelaskan dengan sangat transparan. Padahal, saat itu yg dibutuhkan hanyalah penjelasan transparan tentang semua hal yg akan dilakukan.
Dan sekarang, kekecewaan datang saat waktu dianggap sudah terlewatkan. Hanya segenap doa dan harapan, semoga semua hal baik datang dan takdir berpihak pada sebuah kebaikan.

Hafiz Hasbi Ibadullah
Latest posts by Hafiz Hasbi Ibadullah (see all)

Hafiz Hasbi Ibadullah

Mahasiswa