Pendengar Tanpa Syarat
“Jalan ke hati adalah telinga”
-Fraincoise Marie Voltaire (1694-1778)
Teman-teman pernah kepikiran tidak? Kenapa Allah menciptakan dua telinga tapi menciptakan mulut hanya satu? Ada kemungkinan bahwa Tuhan menginginkan kita untuk mendengarkan dua kali lipat lebih banyak dari pada kegiatan berbicara.
Menurut Wood, menjelaskan bahwa “Listening is a complexs process that involves being mindfull, physically receiving message, selecting and organizing, interpreting communication, responding, remembering” (mendengarkan merupakan proses yang kompleks yang melibatkan being mindfull, penerimaan pesan secara fisik, pemilihan dan penyusunan informasi, menafsirkan komunikasi, merespon, dan mengingatnya) .
Dalam buku . Komunikasi Konseling (karya Drs. Enjang AS.) mendengarkan memiliki dimensi psikologis yang bukan merupakan pesan yang diterima secara fisik. Mendengarkan (listening) merupakan proses kompleks yang melibatkan mindfull. Penerimaan pesan secara fisik, pemilihan dan penyusun informasi, menafsirkan komunikasi, merespon, dan mengingatnya.
Mendegarkan secara tidak baik atauu bisa dibilang focus kita teralihkan pada yang lain tanpa memedulikan pembicara tentu akan menyebabkan suatu kerugian. Lho kok gituuuu???? Iyaa dong, sebagai contoh ketika seseorang tidak mendengarkan secara cermat mengenai suatu pekerjaan, ereka pasti kehilangan informasi penting yang memengaruhi pekerjaan dan kemajuannya. Kalau dalam pergaulan sehari-hari mendengarkan secara tidak efektif menyebabkan kesalah-pahaman, dari kesalah pahaman itu mungkin saja muncul sebuah perang dingin, muncul perasaan tidak yakin dan berburuk sangka pada akhirnya.
Kira-kira ada gak yaa hambatan dalam mendengar? Pasti ada teman-teman, apa saja yaa? Yuk kita baca kelanjutannya. Pertama ada pesan yang idsampaikan terlalu banyak; kedua, kompleksitas pesan; terakhir gangguan lingkungan. Belum terakhir sih, ada lagi yang lain sebetulnya. 1) keasyikan (preoccupation), ketika kita tidak dapat memusatkan pada apa yang dikatakan orang lain hanya karena kita terpikat dalam pikiran dan permasalahan. 2) prasangka (prejudgments), terkadang kita tahu apa yang akan dikatakan oleh orang lain, jadinya kita tidak mendnegarkannya secara penuh. 3) kurangnya usaha (lack of effort) sulitnya berkonsentrasi dan focus pada apa yang dikatakan orang.
Jadi gimana caranya jadi pendengar tanpa syarat? Satu hal yang paling penting berhubungan untuk mengembangkan komunikasi interpersonal adalah “empati”, nah, untuk menyimak dengan empati, ketentuan berikutpenting untuk diikuti:
1. Hargailah titik berdiri orang lain
2. Yakinkan diri untuk paham apa yang dikatakan orang sebelum kita merespon
3. Periksalah pemahaman diri lewat keyakinan anda terhadap ekpresi relasional seperti halnya memaknai isi.
4. Memahami dengan lebih baik kerangka pikiran orang lain. Memahami proses kognisi social pada tahap awal, dapat mengembangkan komunikasi interpersonal. Karena begitu banyak makna yang kita berikan suatu pesan tergantung persepsi kita pada konteks social dan keterlibatan dengan orang lain.
- Pendengar Tanpa Syarat - 05/10/2022