Hidup yang Engkau Keluhkan Terkadang adalah Hidup yang Orang Lain Inginkan
“Kalau setiap yang kita inginkan maunya dikabulkan, maka kita tidak akan pernah tahu indahnya mendekati Allah bersama jutaan do’a dan harapan”
Hi Sobat Teens..!
Pernah ga si kita merasa dan berpikir bahwa rumput tetangga lebih hijau dibanding rumput di halaman rumah kita? kita selalu merasa kurang atas apa yang kita miliki bahkan terkadang kita memandang hidup orang lain itu jauh lebih baik. Dan terkadang kita berandai berada diposisi mereka yang bahagia tanpa adanya masalah didalam hidup.
Sobat, semua itu hanya ada didalam dunia pikir kita saja. Pada kenyataannya sama, setiap orang memiliki masalah masing-masing. Mindset kita lah yang berpandangan bahwa masalah yang kita hadapi lebih besar daripada masalah yang orang lain hadapi, dan kita merasa bahwa kita tidak pernah bahagia.
Sobat, tahu ga si? terkadang orang menginginkan posisi kita tanpa mereka tahu apa dinamika yang kita alami dalam posisi tersebut. Begitu juga dengan kita, yang menginginkan berada diposisi mereka yang “mungkin” kita juga tidak tahu dinamika apa yang terjadi pada mereka.
Pada hakikatnya, setiap orang memiliki “dinamika” nya masing-masing tanpa kita sadari dan kita pahami. Dan Allah menempatkan kita berada diposisi sekarang, sebab Allah percaya bahwa cuma kita yang bisa menghadapinya, kita yang bisa menyikapi dinamika itu. Bukankah kita tahu dan kita yakini sebagaimana firmanNya dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 286 :
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”
itu artinya, Allah percaya bahwa kita bisa dan mampu menghadapinya. Tidak ada yang salah dalam dinamika yang terjadi, sebab itu fitrah dan akan mengalir begitu saja. Allah pun ingin kita mengalir seperti air, bergerak menelusuri celah untuk memberikan kehidupan pada setiap diri terutama “diri kita sendiri”. Dinamika itu bergerak, ketika kita menyerah berarti kita stagnan, diam. Ketika kita bergerak, kita berhasil.
Hidup itu perjalanan dan perubahan. Setiap menit bahkan detik yang lalu dan sekarang itu berbeda. Kita yang satu jam lalu dengan kita yang satu jam kemudian itu juga berbeda. Oleh karenanya, temukan makna dalam setiap perjalanan hidup, dengan berbekalkan rasa sabar, ikhlas dan syukur.
“.. Jadikankah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)