ARTICLEI-TEEN LITERATOUR OF THE WEEKI-TEENS LITERATOUR

GITU AJA BAPER!


20210202_203640_0000.png

Loading

“Yaelah, gitu aja baper”
“Becanda doang, baper banget sih jadi orang”

Istilah baper pastinya sudah tidak asing di telinga kita, terutama anak remaja dan kalangan muda. Kata baper dimulai dari yang hanya sebatas tulisan di sosial media, personal chat, bahkan bahasa sehari-hari. Tetapi, di zaman sekarang kata baper sering kali di salah gunakan. Baper merupakan singkatan dari “bawa perasaan” dimana orang-orang yang baper biasanya dianggap sebagai orang yang terlalu sensitif dan mudah tersinggung. Salah satu contohnya yaitu saat seseorang bercanda, tetapi candaan tersebut memiliki maksud yang disengaja ataupun tidak.

“kok lo sekarang gendutan ya”
“kok lo jadi jerawatan sih?”

Apakah orang yang mengatakan seperti itu tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan orang tersebut? Kita tidak pernah tahu bagaimana perasaan hati seseorang. Ketika seseorang terbawa perasaannya, itu merupakan hal yang murni bahwa dia merasakan sakit hati. Sebagian orang berpikir bahwa orang yang mudah baper adalah lebay, dan setiap kesalahan yang dilakukan seseorang dan menyakiti hati orang lain tidak pernah dianggap serius hanya tinggal mengatakan “dasar baper”.

Maka dari itu pentingnya memiliki rasa empati, empati adalah kemampuan untuk menyadari, memahami, menghargai perasaan dan pikiran orang lain yang sering kali disebut dengan istilah peka. Dengan adanya kata baper secara tidak langsung dapat mempengaruhi pikiran kita. Apabila kalangan muda saat ini membiasakan hal ini, bukan tidak mungkin di masa mendatang akan timbul generasi yang individualis, generasi yang apatis, yang tidak peduli terhadap sesama dan selalu menyepelekan orang lain.

Semenjak maraknya kata baper, semakin hilang pula budaya “maaf”. Mulai saat ini, mari kita biasakan untuk menghargai perasaan orang lain karena kita tidak pernah tahu apa efek yang kita ucapkan kepada orang lain. Dan perbanyak kata “maaf”, karena kata maaf merupakan kata sederhana yang dapat menunjukkan empati kita kepada orang lain.

Stop mengatakan “Yaelah, gitu aja baper”, dan perbanyak kata ‘maaf’.

Diana Rachmasari
Latest posts by Diana Rachmasari (see all)

Diana Rachmasari

Saya Diana Rachmasari, lahir di Kota Pandeglang. Saya mempunyai satu orang kakak perempuan. Saat ini usia saya 20 tahun, saya seorang mahasiswi di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Semester 5.