Aku Remaja Sehat Tanpa Free Sex
Remaja ? mungkin tidak asing lagi kita mendengar kata itu yaa. Apa sih remaja itu?. Apa hayooo? Remaja itu kan anak-anak hits yang doyan selfie, hangout, dan bucin kan?
Eitssss remaja itu tidak selalu identik dengan hal seperti itu lho, walaupun sebagian besar memaknai bahwa remaja itu ya memang seperti itu. Jadi remaja itu masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa inilah remaja mengalami rasa ingin tahu yang tinggi. Pada fase inilah orang tua di tuntut untuk lebih mengawasi anak dari mulai tontonan, pertemanan, bahkan lingkungan yang ada disekitarnya. Pada anak usia remaja biasanya ego mereka tinggi, tidak lagi mau mendengarkan, ingin menunjukkan jati dirinya, dan lain sebagainya.
Nah nah nah,, bener gak tuh?
Kenapa sih orang tua bawel banget ngatur ini itu, gak boleh ini itu? Ah sebel!. Banyak dari remaja yang merasakan hal seperti itu. Kalian para remaja mau tau kenapa kamu menganggap orang tua itu bawel? Ya betul, karena pada masa remajalah kamu tidak ingin mendengarkan orang lain, dan menganggap bahwa setiap langkah dan keputusan kamu lah yang benar dan yang terbaik. Buat para kalian remaja generasi milenial, orang tua dimanapun dan siapapun tidak ada yang tidak saying kepada anaknya, tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya. Orang tua hanya ingin melihat anaknya sukses, bahagia, dan menjadi kebanggaan. Wajar saja jika orang tua bawel karena pada masa remaja orang tua lebih waswas terhadap anaknya. Tidak ingin anaknya terjerumus kedalam hal-hal yang negative.
Pergaulan dan pertemanan dua aspek yang sangat mempengaruhi perkembangan remaja. Dari sejak kecil pun orang tua harus bias memantau anak, mulai dari menonton. Jangan sampai anak menonton sesuatu yang tidak pantas atau tidak sesuai dengan usianya. Karena apa, karena akan berpengaruh pada fase remaja nya. Pada fase remaja anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ketika anak mengingat masa lampau atau pada masa anak-anaknya yang menonton sesuatu belum sesuai dengan usianya itu akan berdampak kepada era kognitif dan perilaku anak.
Pada era kognitif, anak kebingungan dengan sesuatu yang telah dia lihat, akhirnya rasa ingin tahu memuncak. Kemudian dampak pada perilaku, kebingungan dan rasa ingin tahu mendorong anak untuk mencoba melakukan tindakan berdasarkan informasi yang ia peroleh dari film atau tayangan yang ditonton.
Jangan mau coba-coba!!
Kalian para remaja ketika dua aspek tersebut terjadi pada diri kalian, jangan sekali-kali kalian berpikiran ingin mencobanya. Kenapa sih gak boleh? Karena banyak sekali factor yang melarang itu, selain karena dosa, karena hal tersebut bias menghancurkan diri kalian dan menjadikan kalian remaja yang tidak sehat.
Ah aku mau coba hubungan badan gak apa-apa kan soalnya pakai baju jadi tidak akan hamil!
Eitsss.. Itu salah wahai teman-teman.. kata siapa berhubungan badan dengan memakai baju tidak bisa hamil?
Aku kasih tau buat kalian ya para remaja, serat kain pun tidak menghalangi sperma untuk bisa masuk, karena sperma bisa menembus sekalipun memakai jeans.
Nah..kalau udah seperti itu bagaimana? Tidak ada alasan yang mendukung dan membenarkan perbuatan free sex ya.
Selain bisa hamil di luar nikah, menjadikan fisik dan psikis tidak sehat, ada juga dampak-dampak dari free sex itu sendiri dari melihat berbagai fakta yang terjadi, yaitu, Berdosa, Penyakit kelamin, Hilangnya kehormatan, Kurangnya rasa percaya diri, Berkurangnya keyakinan dan iman, Berdampak pada pendidikan, Kurangnya rasa percaya diri, dan lain sebagainya.
Nah kalau sudah tau seperti itu, yuk kalian para remaja berpandai-pandailah dalam bergaul, hidup dengan sehat, sayangi tubuhmu, dan lihatlah masa depanmu.
Dan kalian para remaja sudah saatnya mengatakan “Say no to free sex” dan “Aku remaja yang sehat tanpa free sex” .
- Aku Remaja Sehat Tanpa Free Sex - 02/01/2020