Estimasi covid – 19 Dampak Global dan Indonesia Terhadap Kesehatan Reproduksi
Terjadinya covid – 19 membuat indonesia mengeluarkan kebijakan PSBB atau lockdown yang membuat 47 juta perempuan di 114 negara rendah dan menengah diproyeksikan tidak mendapatkan akses ke kontrasepsi modern. Untuk tiap perpanjangan lockdown selama 3 bulan tambahan 2 juta perempuan tidak dapat mengakses layanan kontrasepsi modern. Selanjutnya lockdown berlanjut selama 6 bulan yang disertai dengan gangguan pada ketersediaan layanan tambahan 7 juta kehamilan yang tidak diinginkan.
Faktanya pada situasi gawat darurat kesehatan, pelayanan KB sering tidak menjadi prioritas yang dimana sering di abaikan dalam perannya. Lockdown atau solasi mengakibatkan peningkatan kegiatan seksual pada tiap-tiap keluarga di karenakan sering berada di rumah. Namun sangat disayangkan nya akses terhadap kontrasepsi terbatas Potensi stok out alokon: disrupsi supply (pengadaan & distribusi) begitupum Switching metode KB, tetap dengan metode modern ke arah traditional. Sehingga mengakibatkan peningkatkan resiko KTD (Kebutuhan kontrasepsi darurat). Di indonesia sendiri beberapa kajian cepat sedang dilaksanakan, data belum tersedia. Sekitar 5.4 juta ibu hamil per tahun membutuhkan pelayanan ANC, INC dan PNC dan 30 juta PUS membutuhkan layanan KB modern.
Beberapa laporan mengenai dampak Covid19 mengakibatkan 600 Praktek Mandiri Bidan dilaporkan menutup praktiknya, penurunan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan penurunan pengguna KB Baru di bulan Maret dibandingkan dengan Februari sebesar 30-40% untuk semua jenis kontrasepsi. Berdasarkan dinamika atau permasalahan yang di alamoi oleh pera keluarga, disini inovasi layanan dan konseling KB jarak jauh/ online tele-health lah yang menjadi langkah alternatif yang di rekomendasi kanagar, bekerjasama dengan berbagai pihak dan meningkatkan monitoring stok untuk para keluarga agar sejahtera.