ARTICLEHEALTHY LIFESTYLESI-TEEN LITERATOUR OF THE WEEK

Selagi Muda Donor Plasma Konvalesen dan Divaksin


Loading

Hi Teens…. kasus positif covid 19 masih tinggi dengan terus bertambah variannya. Jumlah yang meninggal pun begitu adanya yang rata-rata dengan komorbid. Salah satu terapi yang bisa dilakukan pada penyintas dengan komorbid yaitu dengan terapi plasma konvalesen. Sebenernya ketika kasus positif itu semakin banyak, akan berbanding lurus dengan jumlah orang yang donorkan plasma konvalesen. Namun kenyataannya, tidak banyak yang mendonorkan plasmanya. Bahkan ironisnya, kini setiap yang akan mendonorkan plasma konvalesen harus beradu cepat dengan kematian pasien. Palang Merah Indonesia selalu kekurangan dengan banyaknya permintaan yang tak sebanding dengan stok plasma konvalesen.

Kenapa ini bisa terjadi? bisa jadi karena ketidaktahuan para penyintas covid 19 tentang donor plasma konvalesen sampai pada “ribetnya” prosedural yang harus ditempuh oleh pendonor. Sosialiasi vaksin lebih gencar dan masif dibandingkan berita baik tentang terapi plasma konvalesen yang terbukti bisa membantu penyintas covid sedang dan berat terlebih yang komorbid. Sehingga tak sedikit berita duka terus bermunculan di pengeras suara masjid sekitar ataupun laman media sosial. Tiap hari ada saja kabar duka dari orang-orang terdekat kita.

Selain sosialisasi yang nyaris tertumpuk dengan berita konspirasi. Prosedur pendonoran plasma konvalesen pun termasuk “ribet”. Pendonor haruslah yang memenuhi syarat-syarat seperti;

  1. Pernah covid 19 dengan bergejala, yang OTG tentu ga bisa
  2. Keterangan Positif covid 19 harus dibuktikan dengan surat keterangan swab PCR, kalau waktu positifnya diketahui hanya menggunakan metode swab antigen otomatis tidak bisa melakukan proses pendonoran. Nah, disini edukasi yang kurang masif pada masyarakat bahwa test PCR itu menjadi syarat mutlak bisa donor plasma konvalesen. Sedangkan yaaa harga test PCR seperti kita tau ga murah, harga selangit.
  3. Tidak kurang dari 14 hari dan maksimal 3 bulan setelah dinyatakan negatif. Untuk keterangan negatif bisa pake surat swab antigen ataupun hanya surat sehat dari puskesmas.
  4. Berat badan minimal 55 Kg dengan usia 18 s.d 60 Tahun
  5. Jika kamu perempuan harus yang belum pernah melahirkan. Untuk syarat donor palsma konvalesen tidak dianjurkan pada wanita yang pernah hamil karena ada human leukocyte antigen (HLA), sehingga berisiko memberikan risiko alergi pada penerimanya, bisa menyebabkan reaksi transfusi seperti TRALI, sehingga dianjurkan pada laki-laki. Semacam darah suci dari perawan.
  6. Sehat jasmani dan rohani sampai ga bertato. Ini salah satu alasan seorang Cristiano Ronaldo tidak memiliki tato seperti pemain bola pada umumnya karena dia ingin bisa donor darah.
  7. Jika ingin donor ke kerabat atau keluarga haruslah memiliki kesamaan golongan darah dan dicek terlebih dahulu kadar antibodinya.
  8. Jika kita udah keburu vaksin. Maka syaratnya selesaikan dulu vaksinnya sampai dosis yang kedua. Setelah 2 minggu dari di vaksin baru boleh melakukan pendonoran.

Selain syarat proses dari pendaftaran dan pengambilan darah yang relatif cukup lama. Donor plasma konvalesen berbeda prosedur dengan donor darah biasa. Kita harus lolos dulu syarat adminitratif, melalui proses skrining dengan cek kesehatan berupa tekanan darah dan pengambilan sampel darah. Pengambilan sampel darah dilakukan dengan 7 kali sebanyak 10 cc tiap pengambilannya. Setelah itu pendonor harus menunggu sekitar 3 s.d 5 hari dari PMI, lolos sebagai pendonor atau tidaknya. Bagi yang tidak lolos itu bisa karena kualitas antibody covid 19nya sudah menurun. Untuk yang lolos akan dijadwalkan untuk proses pengambilan darah.

Pendonor dipastikan tidak boleh mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya dan istirahat yang cukup serta dalam kondisi prima. Walaupun di PMI pun dipastikan dengan pengecekan kembali tekanan darah serta test HB. Jika tidak dalam kondisi baik, tidak bisa dilakukan pengambilan darah.

Durasi pengambilan darahnya pun ada beberapa varian. Ada yang dilakukan dengan metode WB yaitu sama seperti donor darah pada umumnya sekitar 20-30 menit saja. Darah yang akan diambil sekitar 350cc. Proses pemisahan dilakukan diwaktu yang berbeda karena keterbatasan alat yang ada. Adapula metode Apheresis. Apheresis adalah kegiatan medis yang melakukan proses pengambilan salah satu komponen darah melalui alat apheresis, kemudian komponen lainnya akan dikembalikan lagi ke dalam tubuh. Metode ini memakan waktu relatif lama yaitu sekitar 2 s.d 3 jam. Untuk itu perlu yang muda dan sehat serta memenuhi persyaratan yang berlaku.

Bagi siapapun yang pernah positif tak bergejala atau bahkan sampai saat ini belum pernah positif covid 19. Kita jangan menganggap bahwa kita itu kebal dari virus, makanya kita perlu vaksin. Apalagi kalau tergolong ga bisa donor, otomastis antibodynya pun ga kebentuk buat ngelawan covid 19 jadi segeralah vaksin.

Tapi bukan berarti setelah vaksin jadi abai dengan protokol kesehatan. Kita tetep harus berperilaku sehat dan yang paling penting juga harus jadi imun dengan iman kepada Sang Maha Kuasa. Ingat mencegah lebih baik daripada mengobati. Berempati lebih diperlukan daripada menganggap covid 19 hanya sekedar konspirasi.

Covid 19 memang ada, oknum yang berbisnis pun nyata, namun kita tetap harus berikhtiar untuk kesehatan kita yang sangat berharga.

Oh iya semua proses donor plasma konvalesen ini gratis dan kita ga dibayar juga karena namanya juga donor sukarela. Konsekuensinya memang agak lebih lama prosesnya karena ya terbatas alat di PMI yang dimiliki. Berbeda dengan test antibodi dan pengambilan darah di laboratorium swasta yang tentunya ada pelayanan pengambilan plasma konvalesen lebih cepat namun ada biaya yang harus dikeluarkan dengan harga yang sangat lumayan.

Setetes darah plasma konvalesen dapat menyelamatkan nyawa orang. Jadi no debat dan ragu-ragu lagi ketika memenuhi syarat hayu kita donor plasma. Sebagai bagian dari ikhtiar kita dalam menangani Covid 19.

Novi Hidayati Afsari
social media
Latest posts by Novi Hidayati Afsari (see all)

Novi Hidayati Afsari

Founder infiniteens.id dan writhink pictures Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung "Tuliskan apa yang dipikirkan, pikirkan apa yang dituliskan (WriThink)