Tiktok Sebagai Media Untuk Berekspresi dan Berkreasi Bagi Remaja
Hallo sobat remaja…..
Sudah tahu kan aplikasi yang sedang naik daun saat ini? Pasti tahu lahh, dan mungkin kebanyakan dari kamu juga sering tuh membukanya, atau juga ada yang sering membuat konten? Gimana seru nggak main tiktok? Apa saja sih konten yang ada disana? Apakah hanya dance yang ga jelas? Banyak kan konten yang bermanfaat disana? Bahkan ada juga konten yang berhubungan dengan kesehatan mental, yang saat ini memang kesehatan mental harus lebih diperhatikan, karena di zaman sekarang ini banyak remaja yang depresi dan stres yang diakibatkan oleh berbagai faktor. Mungkin, jika konten yang masuk ke beranda kalian adalah sesuatu yang bermanfaat, berarti kalian memang memanfaatkan aplikasi itu dengan baik. Dan itu bagus lhoo, sudah terbukti bahwa di aplikasi tiktok itu tidak hanya tentang konten yang tidak jelas, dan kita bisa mematahkan stigma orang – orang tentang “ngapain sih main tiktok ga jelas gitu” atau ada juga yang seperti ini “anak tiktok ya kamu? Alay banget sih”. Nahh sobat remaja, kita tidak boleh menjudge apa – apa tanpa tahu apa yang terjadi atau apa yang ada di dalamnya.
Bagi sebagian orang aplikasi ini sangat berarti bagi mereka, karena dengan begitu dia bisa mengekspresikan dirinya, dan mereka juga bisa berkreasi dengan kreativitasnya. Ada orang yang dia itu tidak aktif di media sosial (misalnya instagram dan whatsapp), namun dia bisa aktif di aplikasi tiktok, hal itu dikarenakan di aplikasi tersebut kita bebas untuk mengekspresikan diri dan berkreasi sesuai dengan hobi kita. Namun, kita juga harus bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk tuhh, selalu ingat itu yaaa. Semuanya juga memiliki sisi positif dan sisi negatif.
Di masa pandemi seperti saat ini yang mengharuskan kita untuk bekerja dan belajar dari rumah, tentunya kita merasa bosan ketika berada di rumah. Nah kebosanan itu bisa diatasi dengan cara membuat konten yang positif di aplikasi tersebut. Bagi yang suka berbicara atau bercerita bisa tuh membuat konten tentang pengalaman hidup kita, membuat puisi, dan lain sebagainya, siapa tahu disana banyak yang sama pengalamannya dengan kamu, dan tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut bisa menambah teman kita di media sosial. Ada juga yang suka memasak, nah kamu juga bisa tuh membuat resep masakan, yang bisa bermafaat bagi orang lain. Ada juga yang suka membuat konten videografi, bisa tuh bakat kamu dikembangkan sekaligus menyalurkan hobi kamu, kalau kita membuat konten yang sesuai dengan hobi kita hal itu dapat membuat kita bahagia kan?
Di aplikasi tersebut, kita sebagai remaja bisa membagikan tentang konten kesehatan mental, konten videografi, konten memasak, konten islami, dan lain sebagainya. Ada nih konten yang penulis sangat sukai yang isinya tentang kesehatan mental, kurang lebih isinya seperti ini “kadang gue cape terus mikir cara bahagiain orang lain, saat diri sendiri aja gatau cara bahagia, gue juga cape dengerin omongan orang, saat orang aja ga mikir gimana cara berbicara yang sopan, tapi secape apapun gue ga mungkin tiba – tiba masa bodo sama sekitar kan? Biasanya cuma nahan perasaan”. Sisi kesehatan mentalnya yaitu, kita harus membahagiakan dulu diri sendiri sebelum membahagiakan orang lain, karena bagaimana kita bisa membahagiakan orang lain sementara diri sendiri aja belum bahagia. Coba deh ubah mindsetnya dari yang tadinya “aku harus membahagiakan dia bagaimanapun caranya” dalam artian diri sendiri tersakiti. Kata – kata tersebut mulai sekarang harus diubah menjadi seperti ini “untuk diriku, yuk bahagia, bahagiain dulu diri sendiri sebelum membahagiakan orang lain”. Disamping itu, ketika hati kita merasa sakit dengan omongan orang, kita ngga boleh lho menjadi bodo amat sama sekitar, kita ngga boleh jadi jahat karena orang itu jahat kepada kita, kita justru harus menunjukkan kebaikan kepadanya, agar dia sadar bahwa apa yang dia lakukan kepada kita itu tidak baik. Dan jika kita merasakah hal yang tidak enak, yang mengganggu pikiran dan hati kita, ada baiknya untuk diceritakan kepada orang yang memang kamu percaya, agar beban di pikiran kamu lebih berkurang, karena selalu ada teman yang bisa kita ajak untuk bercerita tentang apapun itu. Namun jika kamu belum bisa bercerita ke orang lain, gapapa kok dipendam juga dan mungkin bagi sebagian orang memang hal tersebut lebih baik. Dari kata – kata tersebut, secara tidak langsung menyiratkan pesan bahwa kita harus senantiasa memilih teman yang baik, yang positif, yang selalu bisa diajak untuk berkomunikasi, yang bisa diajak bercanda tanpa melibatkan perasaan yang lebih atau bahasa remajanya disebut dengan baper. Bukan membeda – bedakan teman, namun lebih ke cara kita untuk menjaga kesehatan mental kita sendiri. Karena di zaman sekarang ini banyak teman yang toxic. Jadi, bukan pemilih yaa tapi lebih ke memfilter mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Ada juga nih konten yang isinya tentang cara membangun ketahanan mental. Pertama, berhenti berusaha bikin semua orang senang. Kedua, stop membandingkan diri kamu dengan orang lain. Ketiga, stop bilang “iya” jika kamu tidak mau. Nah sudah jelas kan bahwa di aplikasi tiktok kita bisa berbagi tentang topik kesehatan mental? Jangan ragu untuk berbagi yaaa sobat remaja.
Untuk para remaja, ayo berekspresi dan berkreasi sesuai dengan bakat kamu. Baik itu melalui tulisan, podcast, video, dan lain sebagainya. Jangan takut dihujat oleh netizen selama kita berada di dalam posisi yang baik dan memberikan manfaat bagi orang banyak. Jangan takut untuk mengekspresikan diri kamu, karena bisa saja kamu mempunyai bakat yang terpendam, dan dengan aplikasi tiktok ini, kamu bisa berkreasi dengan cara kamu sendiri.