Pentingnya Pendidikan Kespro Dan Seksualitas bagi remaja
Proses tumbuh kembang remaja harus mendapat perhatian yang khusus agar fase tersebut dapat terkontrol. Kontrol dan regulasi perlu di lakukan terhadap dorongan-dorongan seks dan implus-implus seks, agar tidak terlampau eksesif dan meledak-ledak, sehingga bisa melemahkan jasmani dan rohani. Dunia pergaulan bebas kini mulai menghantui kalangan remaja. Remaja harus dapat menghindari pergaulan bebas dan bisa mengontrol dirinya agar memiliki masa depan yang cerah. Sebaliknya mereka yang tak dapat bertahan akan terjerumus pada dunia pergaulan bebas yang kelak akan merusak masa depannya, harapan dan tujuan sebagai genarasi muda akan hancur akibat dari pergaulan bebas yang tidak terkontrol. Perilaku seks berisiko sangat berkaitan erat dengan pergaulan bebas.
Namun demikian, tentunya ada beberapa faktor yang menyebabkan remaja bergelut dalam pergaulan bebas. Terdapat banyak sekali factor yang membuat remaja terjerumus kedalam perilaku seks bebas, diantaranya seperti kurangnya perhatian dan sosaialisasi dari orang tua. Biasanya seorang remaja yang dalam keluarganya memiliki hubungan tidak baik pasti dia merasa bebas, karena orang tua nya pun tidak pernah memperhatikan dia. Hal tersebut biasanya datang dari seorang anak yang orang tuanya cerai atau pergi meninggalakannya, karena hal itu anak menjadi stress dan banyak berinteraksi dengan orang luar tanpa ada pengawasan sedikit pun. Padahal seharusnya keluarga merupakan pihak pertama yang harus memberikan pendidikan dan perhatian kepada anak.
Selanjutnya factor kedua adalah pergaulan dengan teman sepermainan, remaja adalah masa transisi dimana mencari jati diri biasanya mereka lebih dekat dan merasa lebih bahagia dekat dengan teman-teman nya, apabila teman teman sepergaulan nya adalah anak-anak yang akhlak nya buruk maka dia juga akan terbawa buruk, dan begitu pula sebaliknya jika teman-teman nya berakhlak baik makan akan terbwa baik juga. Maka dari itu sangatlah penting untuk memilih teman yang baik agar terjauh dari perilaku-perilaku yang menyimpang. Selanjutnya lingkungan tempat tinggal, semakin remaja aktif bersosialisasi di masyarakat artinya semakin luas pergaulannya di lingkungan, jika dalam lingkungan baik maka akan terbawa baik begitupun sebaliknya. Jadi ada baiknya bagi orangtua untuk memperhatikan lingkungan tempat anak-anaknya bergaul. Terdapat hal lain juga yang membuat remaja terjerumus kepada seks bebas, seperti kurangnya pemahaman agama dengan baik, dan tidak adanya kegiatan-kegiatan yang positif yang membuat dirinya sibuk. Dan juga bagi remaja yang dalam mengontrol dirinya sangat lemah dan pada akhirnya remaja yang tidak memiliki orientasi dalam hidupnya akan lebih mudah untuk melakukan perilaku seks berisiko dan bertindak tidak sesuai dengan norma-norma yang sudah diisyaratkan dalam masyarakat.
Remaja yang sudah terjerumus dalam perilaku tersebut selain sudah melanggar nilai dan norma agama, banyak juga yang tertular PMS seperti AIDS/HIV, remaja biasanya melakukan hubungan seks dengan tidak aman dan banyak bergunta ganti pasangan.dengan itu lebih mudah tertular PMS. Kebanyakan yang tertular penyakit tersebut di rentan usia 15-29 tahun. Ada juga bagi remaja lelaki yg menjadi mengidap penyakit “raja singa” sedangkan remaja perempuan yang di bawah umur biasanya menjadi depresi dan trauma berat. Dan biasanya kehamilan dari hubungan seks tersebut bahaya bagi kesehatan reproduksi. Lalu dari kondisi psikologis juga kebanyakan menjadi terganggu misalnya para remaja perempuan yang belum siap untuk hamil terpaksa hamil dengan kondisi psikologis yang takut, malu, dan cemas. Di tambah tekanan dari masyarakat yang dimana di Indonesia ini jika ada anak muda yang hamil sebelum menikah merupakan aib dan memalukan bagi keluarga karena telah melanggar norma sosial dan agama hal itu lah yang menjadikan remaja perempuan merasa tertekan, yang membuat kondisi psikologis semakin memburuk.
Dengan melihat fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa sangatlah penting pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas bagi remaja, jika seorang remaja tau dengan baik tentang pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas maka dia akan menghindari factor-faktor yang membuat dirinya terjerumus dalam perilaku menyimpang tersebut, agar tidak terjadinya dampak-dampak buruk atas perilaku tersebut kepada dirinya.