Corona Menjadi Penyakit Psikis
Hallo teman-teman semua, kembali lagi dengan saya nadwah. kali ini kita akan membahas mengani penyakit yang sedang banyak dibicarakan masyarakat indonesia bahkan di dunia yaitu penyakit Covid-19 atau Corona, menurut beberapa ahli kedokteran Virus Corona adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Pengobatan virus Covid 19, Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus. Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit yang ditunjukMemberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukupMenganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh.
Salah satu upaya pencegahan adalah dengan karantina di rumah sakit bagi yang terkena virus, dan karantina di rumah bagi yang tidak terkena virus guna untuk mencegahnya penyebaran.
Di Indonesia penyakit ini dipandang dengan sakit sensitive sehingga hal ini membuat pasien yang terkena virus timbullah respon depresi. Hal ini yang harus diperhatian oleh ahli kejiwaan atau seorang konselor.
Penyakit ini menjadi penyakit psikis karena melihat dari respon masyarakat kepada adanya virus ini sangat berlebihan, dimulai dengan mengucilkan orang yang menderita virus ini, dan sehingga orang yang memiliki gejala virus tersebut tidak ingin melapor kepada pihak yang berwenang karena takut akan respon masyarakat sekitar, sehingga akan lebih banyak virus yang menyebar yang tidak terdeteksi oelh ahlinya.
Seseorang yang merasa dikucilkan tentu akan mengalami depresi, bisa mengalami trauma atau memiliki pemikiran negatif yang berlebihan. baru baru ini di indonesia dikagetkan dengan respon masyarakat yang menolak pemakaman jenazah di wiliyah mereka, hal ini tentu akan membuat keluarga pasien mengalami depresi. hal ini dikarenakan kurangnya penyuluhan kepada masyarakat mengenai virus ini, dan disinilah peran penyuluh sosial, untuk memberikan wawasan yang luas kepada masyarakat mengenai virus ini, penyuluhan bisa melalui dengan pemanfaatan digital, sehingga orang yang kurang up date akan mendapat pelajaran yang positif dari digital, karena tidak selalu sosial media memberikan efek yang negatif, tergantung pemanfaatannya oleh siapa dan seperti apa. untuk itu kepada para pembaca semua, kita harus lebih menanamkan bahwa yang harus kita jauhi adalah virusnya, Bukan Orangnya.
- Corona Menjadi Penyakit Psikis - 08/04/2020
- Dampak Begadang - 11/12/2019