ARTICLEOPINION

Seni Mengatur Rindu


20200111_221123_0000.png

Loading

“Bagaimana rindu bisa hadir? Karena jarak dan waktu memberi spasi diantara kita.”

Berbicara tentang jarak sangat berkaitan dengan gaya hidup masa kini yakni merantau. Merantau yaitu perginya seseorang dari tempat atau daerah dimana ia dilahirkan dan tumbuh besar ke wilayah atau daerah lain untuk menjalani kehidupan atau mencari pengalaman. Ada banyak faktor yang mempengaruhi orang-orang untuk merantau. Diantaranya yaitu faktor tradisi atau budaya dari suatu kelompok etnis, faktor ekonomi, pendidikan dan faktor peperangan.

Bagi remaja masa kini merantau seperti sudah menjadi trend dan keharusan dengan berbagai macam tujuan, ada yang ingin melanjutkan pendidikan dan adapula yang bertujuan untuk mencari kehidupan yang lebih layak. Jika kamu memiliki tujuan merantau seperti yang telah disebutkan sebelumnya, maka dipastikan kamu akan melewati fase ini.

Kebersamaan dengan keluarga, sahabat dan juga kerabat dekat dikampung halaman seharusnya menjadi energi penambah semangatmu untuk meraih kesuksesan di perantauan bukan menjadi penghambat arah gerak langkah. Tetapi pada kenyataanya, tidak semua orang mampu menjalani hari tanpa dekat dengan orang-orang yang dicintainya yakni keluarga, sahabat, dan kerabat. Sehingga ada beberapa orang yang memutuskan untuk kembali ke kampung halaman karena beberapa alasan.

Selanjutnya, selain kebutuhan pendidikan dan ekonomi yang tentunya ilmu dan penghasilan yang didapatkan ada apa saja sih yang kita dapatkan dari ‘hasil merantau’ ini? Jawabannya sangat banyak, diantaranya yaitu kita akan jauh lebih mandiri, lebih bertanggungjawab, lebih survive, lebih menyukai tantangan dan mudah beradaptasi.

Ketika kita berada di kota orang banyak yang akan kita alami, dimulai dari proses adaptasi dengan lingkungan, mengatur waktu, sampai masalah rindu. Masalah rindu memang tidak menjadi masalah besar, tapi siapa sangka hal ini dialami oleh setiap orang yang merantau, begitu bukan? Rindu akan kebersamaan dengan keluarga, sahabat dan kerabat terkadang membuat diri kita menjadi melankolis tetapi dengan kemantapan tujuan kita merantau pasti semua fase akan terlewati. Karena rindu, dalam pikiran terbesit ingin pulang saja padahal belum waktunya. Hal ini lambat laun akan mengikis sedikit demi sedikit rencana yang telah kita susun rapih dari awal.

Rindu terkadang hadir pada saat waktu kita luang, ketika kita tidak melakukan apa-apa dan akhirnya berujung pada kegelisahan. Lalu, bagaimana cara mengatur rindu? Dibawah ini ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk memulai hidup di perantauan dan mengurangi beban rindu.
• Membuat Planning Kegiatan Rutin yang Baru
Lakukan hal baru, ciptakan rutinitas baru. Jangan terlalu pesimis menghadapi segala sesuatu yang baru. Ciptakan variasi pada segala sesuatu yang baru sehingga hari-harimu menjadi bahagia.
Selain kamu disibukkan oleh kerja atau kuliah, kamu tentu akan memiliki waktu luang. Cobalah untuk berteman dengan orang-orang disekitar atau penduduk setempat, telusuri kota, wisata dan kuliner unik di kota barumu.

• Melibatkan Diri dengan Lingkungan Sekitar
Pada saat kamu benar-benar luang dan tidak ada agenda, jangan ragu untuk melibatkan diri dalam berbagai kesibukan lingkungan sekitarmu, contohnya kamu bisa berkontribusi pada kerja bakti. Bersikaplah antusias, rendah hati dan penuh penghargaan terhadap warga sekitar.

• Bersabarlah, karena Bersabar itu Indah
Hidup dengan keikhlasan dan penerimaan tentang apapun saja, tidakkah hal demikian sungguh menentramkan hati?. Bersabarlah, kamu akan terbiasa. Kamu pasti bisa menghadapi apapun, bahkan masalah yang sangat besar sekalipun jika kamu menyambutnya dengan kesabaran. Selamat bersabar di kota baru yang penuh harapan!

Ada hal yang harus kita garis bawahi bahwasanya merantau bukan hanya sekedar parameter kesuksesan dan baiknya kehidupanmu, namun seberapa besarnya nilai hidup yang membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat.

Follow me
Latest posts by Astri Aprillia Hasanah (see all)

Astri Aprillia Hasanah

Astri Aprillia Hasanah dilahirkan di Sukabumi, 27 April 1999 merupakan seorang mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan Bimbingan dan Konseling Islam.